banner

Wednesday, October 10, 2012

Doktor Cantik asal Jepang Ini Bangga Pakai Batik



Bukan hanya cantik tapi juga anggun. Bicaranya yang halus lembut membuat perhatian banyak orang terutama kaum lelaki. Apalagi senang menggunakan batik atau kain tenun Indonesia tampak anggun dan kepribadian semakin tinggi terasa.
"Saya suka batik dan tenun bukan diperkenalkan orang lain tapi dari dulu memang suka kain tenun. Lalu melihat indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa dan memiliki banyak kain tradisional yang indah dan menarik, semakin jatuh cinta dengan batik dan kain tenun Indonesia," papar Dr Yuri Sato, Dirjen IDE-Jetro, sebuah lembaga penelitian elite milik pemerintah Jepang saat diwawancarai Tribunnews.com, Rabu (10/9/2012).
Terpesona dengan kain tenun pertama kali Sato ketika ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). "Itu sekitar 25 tahun lalu mungkin sudah lama. Saya jatuh cinta pada kain tenun itu karena polanya sangat bagus, warnanya menarik serta alamiah seperti warna rumput," jelasnya.
Tidak ada warna khusus yang disukai, "Semua warna suka termasuk yang mentereng sekali pun. Saya suka warna dan pola yang cerah seperti batik Pekalongan. Tetapi saya juga suka batik Solo dan batik Yogya yang agak kecoklatan itu, seolah sudah kuno. Warna sejuk juga saya sukai sehingga dipakai enak. Yang penting model baju yang biasa, bisa dipakai ke kantor atau ke tempat pertemuan, bukan model buka-bukaan yang tidak pantas dilihat," ujarnya, menjelaskan.
Kesukaan dia akan batik dan tenun membikin kain tradisional Indonesia itu dipajang di dinding ruang tamu rumah kediamannya, "Begitu cinta saya sama kain-kain tradisional Indonesia. Tapi untuk beli yang mahal-mahal puluhan juta, nanti dulu deh karena saya takut mau diapakan nantinya barang mahal itu kalau saya beli, mengingat rumah di Jepang kan kecil-kecil jadu sulit menyimpannya juga," katanya.
Sato sejak pertama mengenal indonesia sekitar 25 tahun lalu memang sangat mencintai negeri nusantara ini. pemikirannya banyak membantu Indonesia. Misalnya saja masalah bahan baku mineral tambang saat ini yang sedang dalam pembahasan kedua negara Indonesia-Jepang, "Jepang mestinya juga mengerti dong kepada Indonesia. Jangan hanya membeli bahan mentah saja, tetapi kalau bisa Jepang juga membeli bahan baku yang sudah diproses di Indonesia untuk diimpor ke Jepang," jelasnya mencoba mencari solusi antara kedua negara ini.
Melalui penggunaan baju batik dan tenun Indonesia itu, Sato mengakui ingin mempromosikan Indonesia lebih jauh di Jepang. pasti orang yang ketemunya bertanya baju apa itu, sehingga dia pasti menjawab dan menjelaskan kepada lawan bicaranya.
"Saya sangat senang apabila dapat menjelaskan batik atau tenun kepada orang Jepang lain," ungkapnya sambil tersenyum manis, "Bahkan saya tekankann kepada banyak orang Jepang ini Made in Indonesia lo," tambah Sato yang pernah membantu Kadin Indonesia antara tahun 2008-2010 di Jakarta.
Baju batik atau tenun termahal yang dimilikinya mungkin sekitar tiga juta rupiah. "Tak punya uang saya beli yang mahal-mahal begitu," ungkapnya merendah.

No comments:

Post a Comment