banner

Monday, February 29, 2016

Ridwan Kamil: Saya Ingin Bahagia Tanpa Melukai Siapapun

KEPUTUSAN Ridwan Kamil untuk tidak mencalonkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta menuai apresiasi banyak kalangan. Memang, sebelumnya, walikota Bandung itu mengaku kerap menerima ajakan untuk maju sebagai calon pemimpin ibu kota. Beragam reaksi pun datang di berbagai media sosialnya. Sederet nada pro dan kontra ditujukan atas wacana itu.
Kini, kegundahgulanaan warga Bandung terjawab sudah. Sosok pemimpin yang berbudi bawa leksana itu memilih menyelesaikan amanahnya hingga paripurna. Selain melalui press conference yang dihadiri pula oleh istri tercinta, Ridwan Kamil menulis curahan hatinya melalui media sosial Facebook Page miliknya. Belasan ribu komentar membanjir, bahkan tak sedikit dari mereka yang mengaku haru. Berikut curahan hati “The Next Soekarno” dari laman Facebook Ridwan Kamil, Senin (29/2).
Mohon maaf, walau kesempatan itu ada, saya memutuskan untuk tidak maju ke pemilihan Gubernur DKI 2017. Ini alasannya. mohon dibaca dengan seksama. Semoga Jakarta bisa memilih pemimpin terbaik tahun depan. hatur nuhun.
——
Ke Jakarta Tidak ke Jakarta
Indonesia lahir dari imajinasi. Rumah besar dengan penghuni yang beragam bukan seragam. Indonesianis Ben Anderson pun menyebut Indonesia sebagai “imagined community”. Imajinasi ambisius yang mencoba menyatukan kebhinekaan 17 ribu pulau dan 700-an bahasa ini. Keragaman dan kekayaan tanah air ini luar biasa. Bangsa Portugis, Inggris dan Belanda pun dahulu berebut kekayaan ibu pertiwi ini. Kekayaan alam yang bisa membuat Belanda mau tukar guling Maluku dari Inggris dan menukarnya dengan pulau New Amsterdam yang berubah nama menjadi Manhattan New York City hari ini.
Manusia modern Indonesia hari ini dominasinya adalah turunan migran Micronesia asal Tiongkok yang dalam perjalanan sejarahnya bercampur dengan genetika India atau Arab. Bukan aseli turunan dari Homo Erectus Sangiran atau The Hobbit alias Homo Floresiensis. Migrasi bangsa Micronesia ribuan tahun lalu mendatangi Taiwan, Filipina, Indonesia sampai sejauh kepulauan Pasifik dan Hawaii. Makanya sawo matang kita mirip dengan sawo matang orang Hawaii. Jika mau melihat leluhur bangsa Indonesia, datangi kaum aborigin Taiwan yang genetikanya mirip dengan sawo matang manusia modern Indonesia hari ini. Sehingga mengadu domba etnisitas manusia Indonesia hari ini dengan istilah pribumi bukan pribumi adalah kebodohan.
Sejarah mencatat pusat Nusantara saat Sriwijaya adalah disekitar Sungai Musi. Nusantara saat Majapahit sebagai penguasa berpusat di Mojokerto. Dan Nusantara atau Indonesia hari ini berpusat Jakarta. Jakarta adalah pusat pemerintahan/politik dan juga pusat ekonomi Indonesia. Berbeda dengan Amerika dimana pusat pemerintahan di Washington DC dan pusat ekonominya di New York atau Los Angeles. Atau Tiongkok dengan Beijing sebagai pusat politik dan Shanghai sebagai pusat ekonomi.
Bercampurnya segala pusat ini itu di Jakarta membuat manusia-manusia Indonesia berlomba mengadu nasib ekonomi atau nasib politiknya ke Jakarta. Jakarta adalah mitos. Jakarta sekaligus juga adalah bom waktu.
***
Sedemikian besarnya magnet Jakarta sebagai kepusatan atas banyak hal, tidaklah heran jika menjadi Gubernur Jakarta menjadi incaran utama panggung politik. Pak Jokowi mundur dari Solo untuk menjadi Gubernur Jakarta tahun 2012 yang kemudian menjadi Presiden Republik Indonesia di tahun 2014. Pak Ahok mundur dari anggota DPR untuk berpasangan dengan Pak Jokowi. Pak Alex Nurdin mundur sebagai Gubernur Sumsel, dan balik lagi ketika kalah. Tahun depan pak Ahok pun bersiap untuk pemilihan berikutnya. Dan karena satu dan lain hal, tawaran dan kesempatan itu pun datang kepada saya.
Saya tidak melakukan upaya apapun yang bersifat mempromosikan diri ke warga Jakarta. Sehingga ketika hasil survey menyatakan popularitas dan elektabilitas tiba-tiba-tiba naik, saya duga karena apa yang saya lakukan di Bandung dengan mudah dikonsumsi warga Jakarta via media sosial. Jangan lupa Jakarta adalah kota Twitter paling cerewet se dunia.
Kenapa tidak segera menyatakan maju atau tidak? Sebagai manusia timur, saya dilatih ibu saya untuk menghormati silaturahmi. “Jangan menolak undangan silaturahmi dan perbanyak takziah pada yang baru meninggal,” itu pesan rutin Ibu saya. Saya paham maksudnya, dengan silaturahmi persaudaraan berlipat. Dengan takziah, rasa syukur dan semangat hidup bertambah.
Itulah kenapa selama 3 bulan terakhir saya tidak langsung menyatakan iya atau tidak terhadap tawaran menjadi calon Gubernur DKI. Saya menghormati masukan dan aspirasi dengan menghadiri undangan silaturahmi dari beragam kelompok warga dan tokoh Jakarta. Saya mendatangi informal undangan dari 4 parpol. Dalam kurun waktu tersebut, saya mendengarkan dengan seksama masukan langsung dari Bapak Presiden, Ketua MPR, Ketua DPR, Ketua DPD, termasuk berdiskusi hangat dengan Pak Prabowo Subianto. Saya memperhatikan masukan warga via media sosial juga. Dan sampai hari Minggu 28 Februari 2015 pun saya masih menerima silaturahmi tokoh-tokoh nasional di Jakarta. Semua saya dengarkan dengan baik.
***
Memenangkan pemilihan Gubernur Jakarta 2017 bukan hal yang mustahil. Saya dulu memulai pemilihan di Bandung dengan 6% sebagai ’nobody’, sementara incumbent sudah 30%. Dan akhirnya menang 45% dengan determinasi dan strategi kreatif ini itu. Dari survey terakhir di Jakarta yang masuk ke saya, popularitas sudah 60% dan elektabilitas 20%. Dan ini pun, dengan saya tidak melakukan apa-apa. Belum bergerak.
Gak takut kalah? Menang kalah dalam hidup adalah biasa. Cinta saya pernah ditolak 2 kali. Kalah dalam sepakbola sering. Masuk arsitektur gara-gara tidak berhasil masuk Teknik Kimia ITB dan saya pernah dilecehkan berkali-kali saat di Amerika karena minoritas dan faktor ras. Saya sudah melewati semua itu. Makanya mau dimaki atau dibuli di twitter atau medsos oleh banyak pihak termasuk para buzzer lawan politik itu mah biasa saja. Politik itu bising. Insya Allah saya sudah kebal.
Masalah batin saya hanya satu. Saya belum selesai menunaikan tugas sebagai Walikota Bandung. Andai pilkada di Indonesia ini bisa serempak awal dan akhirnya, tentu tidak akan ada dilema seperti ini. Jika pilkada bisa serempak semua, tidak akan ada stigma pemimpin kutu loncat bagi mereka yang ingin mengabdi ke jenjang lebih tinggi. Dan jika mengikuti hawa nafsu dan hitungan matematika pilkada, pastilah saya tidak banyak berpikir panjang. Namun hidup tidaklah harus selalu begitu. Saya ingin bahagia tanpa mencederai. Saya ingin menang tanpa melukai.
***
Bandung hari ini sudah membaik, namun belum sehat betul. Lebay jika dibilang Bandung sudah berhasil. Bohong pula jika ada yang mengatakan Bandung tidak ada kemajuan. Dalam kurun 2 tahun ini, reformasi birokrasi Bandung sudah membaik. Kinerja birokrasi dari urutan ratusan tahun 2013 sekarang urutan 1 nasional dengan nilai A. Pelayanan publik dari rapor merah sekarang urutan 4 nasional. Transparansi pemerintah sudah urutan 3 dari asalnya urutan 17 di Jawa Barat. Itu progres.
Ijin usaha UKM dihilangkan sama sekali. 7000 warga miskin sudah diberi kredit usaha tanpa bunga dan tanpa agunan. Setiap RW diberi anggaran 100 juta sebagai konsep pemerataan pembangunan. Pengangguran terbuka turun dari 10,9% ke 8 %. Itu semua adalah kemajuan. Jadi Bandung membaik bukan hanya urusan taman, seperti yang sebagian tukang nyinyir kira.
Secara tata kota, perbaikan trotoar dan taman kota bergerak dengan cepat. Interaksi sosial berkorelasi dengan kebahagian. Karenanya Indeks kebahagiaan naik ke 70,6 di akhir 2015. Artinya warga Bandung bahagia. Problem sampah dan jalan rusak sudah hilang dari 5 besar masalah Bandung versi survey warga. Adipura hadir lagi setelah 17 tahun absen. Namun secara jujur, Kota Bandung masih punya hutang masalah yaitu urusan pengurangan banjir dan kemacetan. Dua problem ini menjadi prioritas di sisa jabatan saya.
Dan yang terberat, warga Bandung mayoritas tidak mengijinkan saya pergi sebelum menyelesaikan tugas. Di dalam kata ‘warga Bandung’ terkandung di dalamnya suara relawan yang dulu berjibaku memenangkan saya, suara keluarga saya dan suara mentor hidup saya yaitu ibu kandung saya, yang tidak merestui kemanapun sebelum niat selesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung ini tunai. Semoga warga Bandung juga memahami, bantu saya dengan aktif menaati aturan dan berpatisipasi aktif dalam program-program pemkot, agar Bandung Juara berkat usaha bersama.
***
Indonesia tidak hanya Jakarta. Mitos pusat segalanya itu harus dibongkar. Saya yakin Indonesia bisa maju jika di daerah juga dipimpin orang-orang terpercaya dan progresif secara merata. Indonesia bisa hebat dengan kepemimpinan orang-orang hebat seperti Ibu Risma di Surabaya atau Prof. Nurdin Abdullah di Bantaeng.
Saya mungkin bisa ke Jakarta, tapi tidak sekarang. Saya masih ingin menyelesaikan mimpi-mimpi besar di di Bandung, ibukota solidaritas Asia Afrika dan kota desain Unesco ini. Insya Allah banyak hal di Bandung akan menginspirasi Indonesia dan dunia. Oleh karena itu saya memutuskan dengan akal sehat dan jernih hati untuk tidak maju sebagai calon Gubernur Jakarta 2017.
Mohon maaf lahir batin jika keputusan ini mengecewakan semua pihak yang sudah bersemangat menyampaikan aspirasi agar saya maju ke Jakarta di tahun 2017. Insya Allah semua indah pada waktunya.
Dan walau gak nyambung, seperti biasa, bagi para jomblo, bersegeralah menikah agar panjang umur.
Hatur nuhun.Foto: fimadani

Sunday, February 28, 2016

Fans Netizan Facebook Tolak Ridwan Kamil Jadi Cagub DKI, tetapi Menduukung jika Menjadi RI-1

Puluhan ribu netizen tidak setuju apabila Wali Kota Bandung Ridwan Kamil maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2017. Mereka justru mendukung Emil, sapaan Ridwan, menjadi calon presiden pada Pemilu 2019.
Tanggapan pengguna internet itu muncul dalam kolom komentar pada status halaman Facebook Ridwan Kamil. Status itu ditulis pada Sabtu (27/2/2016) pukul 23.23 WIB. Hingga Minggu (28/2/2016) pukul 09.00, sudah lebih dari 45.000 stempel jempol (like) dan lebih dari 34.000 komentar menyertai status itu.
Sebagian besar penyuka fan page itu menilai bahwa Emil sebaiknya tetap menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di Bandung hingga tuntas. Pemilik akun Wawan Sap, misalnya, berpendapat bahwa sosok Emil dan sejumlah pemimpin baik perlu disebar karena jumlahnya hanya segelintir di Indonesia.
"jangan kang. Bangsa Indonesia butuh pemimpin yg bagus dibanyak tempat. di Jakarta ada Ahok, Bandung ada Kang Emil, SBY ada Bu Risma. jangan mau diadu dan ngumpul semua di JKT, kasian bandung dan daerah lain yg miskin pemimpin berintegritas macam Kang Emil. saya warga jakarta tapi asli bandung, bagus kalau di JKT dan bandung ada pemimpin yg bagus," tulis Wawan Sap.
Masukan untuk Emil tidak hanya disampaikan oleh netizen asal Kota Kembang atau Jakarta. Penduduk Facebook asal luar kota pun ikut memberi saran. Ada yang mengharapkan Emil untuk tetap menjaga Bandung, lalu mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat. Ada pula yang menjagokannya sebagai capres.
Dari Yogyakarta, pemilik akun Fendi Atmoko mengharapkan Emil untuk tetap berada di Bandung sambil mempersiapkan diri menjadi calon RI-1 pada Pemilu 2019.
"Saya warga jogja yg ngikutin kabar bapak di FP ini.. Menurut saya utk 2017 bapak tidak perlu maju ikut pilkada di DKI.. Bandung lebih butuh bapak.. Cukup 2019 maju untuk menjadi RI 1.. Dan di 2019 Indonesia Butuh bapak untuk menjadi pemimpin..," sebut Fendi yang disambut acungan ibu jari lebih dari 1.400 netizenlain.
Meski demikian, ada pula yang meminta Emil menjadi kandidat DKI-1. Akun Prambudi Ayuman, misalnya, mengharapkan Emil menggantikan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dianggapnya sering marah-marah.
"tolong Selamatkan dan tingkatkan lagi daerah ibukota kang Emil.. sya kasihan lihat orang2 kena bentak dan dimarahi dgn alasan yg tidak jelas.. apalagi sampai menyalahkan2 Tuhannya akibat banjir.. DKI adlah pusatnya,, jika DKI sperti skrg,, akan berdampak ke bawahnya (daerah2).. baa kata orang minang. Kaji manurun.. kok elok nan diateh, elok lo nan dibawahnyo mah...," kata Prambudi.
Nama Ridwan Kamil masuk dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta yang akan diajukan oleh Partai Gerindra.
Selain Emil, Gerindra juga menyaring nama-nama lain, seperti pengusaha muda Sandiaga Uno, anggota DPRD DKI Mohammad Sanusi, mantan Menteri Pemuda dan Olaharaga Adhyaksa Dault, hingga Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra.
Mereka dijagokan sebagai "peluru" untuk melawan Ahok yang akan maju sebagai cagub tahun depan.

Peringatan Dini Cuaca Jabodetabek Dan Sekitarnya Hari Ini

Beberapa hari ini Jakarta diguyur hujan terus menerus, bahkan hingga hari ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memberikan peringatan dini cuaca di wilayah Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek.

"Update peringatan dini cuaca Jabodetabek 28 Februari 2016, pukul 04.00 WIB. Masih terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat dan petir, serta angin kencang pada pukul 05.00 WIB di (Badara) Soekarno Hatta," demikian keterangan tertulis dari humas BPBD DKI Jakarta, 

Wilayah lain yang juga diperkirakan mengalami cuaca yang sama di wilayah Jakarta dan Tangerang antara lain, Cengkareng, Kosambi, Penjaringan, Pluit, Rawa Buaya, Kedoya, Tambora,  Tamansari, Pademangan, Tanjung Priok,  Koja, Cilincing, Kelapa Gading, Pulomas, Cempaka Putih.
Kemudian Sawah Besar, Gambir, Harmoni, Tnh Abang, Senayan, Semangi, Kebayoran, Gandaria, Fatmawati, Cilandak, Lbk Bulus, Ciputat, Bintaro, Ciledug, BSD, Bekasi, Pamulang, Ciputat, LB. Bulus, Sukmajaya, Depok, Beji, Pancoran mas, Sawamngan, Sukamajaya, Bekasi, Jati Asih dan Pondok Gede.  
Kondisi ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga pukul 08.00 WIB dan meluas ke Kemayoran, Harmoni, Gambir, Sawah Besar, Gunung Sahari, Kemayoran, Senen, Manggarai, Jatingegara, Matraman, Halim Perdana Kusuma, Duri, Matraman, Kampung Melayu, Salemba, Cikini, Gondangdia, Menteng, Thamrin, Sarinah, Sudirman, Semanggi, Kuningan, Setiabudi.
 
Wilayah Ibu Kota lainnya yang juga mengalami cuaca yang sama yakni Gatot Subroto, Mampang Prampatan, Pejaten, Jagakarsa, Pasar Minggu, Pancoran, Kalibata, Halim, Kramat Jati, Lubang Buaya, Jati Waringin, Kalimalang, Pondok Kelapa, Cipinang, Rawamangun, Duren Sawit, Klender, Pondok Kopi, Bintara, Penggilingan, Cakung, dan sekitarnya.(TMC Polda Metro Jaya)

Saturday, February 27, 2016

Pembunuh sadis mengaku mendapat bisikan gaib, benar atau hanya alibi?

Kasus pembunuhan dengan mutilasi dilakukan oleh anggota Satuan Intelkam Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus, terhadap dua anak kandungnya, F (5) dan A (3). Berbagai keterangan sudah dikumpulkan polisi dalam pemeriksaan awal terhadap pelaku.

Menurut Kapolda Kalimantan Barat, Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto, kondisi Petrus saat ini sehat. Hanya saja selama pemeriksaan, yang bersangkutan selalu bicara ngawur. Polisi juga mendapat pengakuan soal alasan dia membunuh. Utamanya tentang 'bisikan' gaib untuk melakukan pembunuhan.

Lantas, apakah benar dapat bisikan gaib atau hanya alibi semata?

Psikolog Reza Indragiri menduga pelaku mengalami skizofrenia. Sebuah Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku. Sehingga, dia menyebut dalam peristiwa ini pelaku bukanlah menjadikan bisikan gaib sebagai alibi.

"Polisi bantai anak, diduga skizofrenia," kata Reza saat dihubungi merdeka.com, Jumat (27/3).

Reza menjelaskan Polisi merupakan salah satu dari profesi dengan risiko tinggi untuk mengalami skizofrenia. Sehingga, kejadian ini harusnya menjadi tamparan bagi atasan Brigadir Petrus maupun institusi Polri.

Bagaimana mungkin tanda-tanda skizofrenia terabaikan oleh atasan dan lembaga?" ujarnya.

Oleh sebab itu, kejadian ini seharusnya tak mesti sepenuhnya disalahkan kepada pelaku. Dia juga menilai seharusnya Polri setidaknya memiliki tanggungjawab yang besar terhadap mengawasi segala perilaku anggotanya.

"Apalagi ketika yang menjadi korban adalah sipil, maka semakin tegas bahwa pertanggungjawaban institusional juga harus ditunjukkan. Unit SDM, cek menyeluruh dan berkala. Propam, cek kepedulian atasan pada bawahan," tukasnya.

Petrus tega menghabisi nyawa dua anak kandungnya, Jumat (26/2) dini hari. Kini Petrus dimasukkan ke sel Polres Melawi.

Keterangan diperoleh merdeka.com, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 00.15 WIB, di kediaman Petrus, di asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Faal, Kecamatan Nanga Pinoh.

Istri Petrus, Windri, pada saat itu terbangun dari tidurnya. Dia bertemu Petrus berdiri di depannya sambil memegang parang, sambil mengatakan 'mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah, maafkan Papa ya dik'. Petrus juga berniat membunuh Windri. Namun Windri berhasil kabur.

Sebelum kabur, Windri sempat melihat jasad kedua anaknya yang dalam kondisi mengenaskan. Windri kemudian bergegas keluar rumah, melapor, dan meminta pertolongan ke penghuni asrama lainnya.
Pembunuh sadis ngaku dapat bisikan gaib, benar atau hanya alibi?

Menanti Jokowi remiskan kembali PSSI

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan keputusan apakah akan mencabut atau tidak pembekuan terhadap PSSI akan diputuskan dalam satu sampai dua hari ke depan. Pernyataan itu seperti angin segar bagi persepakbolaan di tanah air.

"Dalam waktu 1-2 hari akan kami putuskan. Kami diberi kesempatan untuk mengkaji dari aspek hukum, dari aspek politis termasuk kesepakatan-kesepakatan yang dulu pernah disampaikan oleh FIFA ke Presiden. Tapi dalam 1 sampai 2 hari ini pasti akan kami sampaikan," kata Imam di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (24/2).

Hari yang dinanti itu pun tiba. Menteri Imam memberikan keterangan resmi. Tapi isinya ternyata bukanlah sebuah keputusan, hanya menyampaian hasil kajian bersama Kemenpora, BOPI dan Tim Ad Hoc Reformasi PSSI. 

Politisi PKB ini mengatakan, Presiden Joko Widodo memberikan tugas ke Kemenpora untuk mengkaji soal nasib PSSI. 

Kajian pencabutan sanksi terhadap PSSI tersebut, lanjut Imam, sudah selesai dilakukan.

"Sehingga tugas yang telah diserahkan kepada saya oleh presiden dengan mepertimbangkan seluruh aspek, maka sore hari ini kami sudah menyelesaikan kajian itu. Sehingga hari Senin yang akan datang kami akan laporkan kepada presiden," terang Imam di kantornya, Jumat (27/2).

Imam juga mengaku tidak pernah melakukan pembekuan terhadap Persatuan SepakbolaSeluruh Indonesia (PSSI). Yang ada, kata dia, selama ini PSSI hanya diberikan sanksi administrasi.

"Dalam kesempatan kali ini, kami tidak pernah membekukan kepada PSSI. Kami hanya berikan sanksi kepada PSSI tidak diakui kegiatannya secara administratif," kata Imam di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (26/2).

Sebelumnya, Juru Bicara Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Gatot Dewabroto justru menegaskan belum ada perintah presiden untuk mencabut sanksi ke PSSI. Pernyataan Gatot ini berbanding terbalik dengan atasannya.

Gatot menyampaikan itu usai bertemu dengan Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi, Kepala Staf Kepresidenan Teten 

Masduki dan Staf Tim Komunikasi Kepresidenan, Ari Dwipayana di Istana. Menurutnya, pencabutan sanksi PSSI belum bisa dipastikan waktunya.

"Belum ke sana (pencabutan sanksi PSSI) arahnya. Sudah ada konfirmasi dari mereka yang hadir tadi (Johan Budi, Teten Masduki, Ari Dwipayana) dan sudah dikonfirmasi langsung kepada bapak Presiden, informasinya A1 (valid) bahwa presiden tidak pernah memerintahkan bahwa dalam dua hari ini ada pencabutan (sanksi PSSI)," kata Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (26/2).

Yang dimaksud dengan penyampaian dalam waktu dekat, kata Gatot yaitu penyampaian pandangan setelah Presiden Joko Widodo mempelajari laporan Menpora, Imam Nachrawi dan proposal yang diajukan Ketua Komite Ad Hoc, Agum Gumelar.

"Yang disampaikan itu pandangan presiden terkait pertemuan beberapa hari lalu," tambah dia.

Sekretaris Kabinet, Pramono Anung berharap apa pun yang diputuskan Menpora publik tidak menjadikan sebagai permasalahan baru. Tentunya keputusan yang diambil sudah mempertimbangkan banyak hal termasuk dan merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo.

"Jadi kalau itu jangan kemudian dipolemikkan, merasa yang ada tidak menyampaikan secara proporsional semua orang yang menyampaikan atas nama presiden," tandasnya.Menanti Jokowi 'hidupkan' PSSI

Friday, February 26, 2016

Polisi Kalbar Ini, Bunuh dan Mutilasi 2 Anaknya.Dengan Sadis!!

Anggota Sat Intelkam Polres Melawi, Kalimantan Barat, Brigadir Petrus Bakus, tega memutilasi dua anaknya sendiri di rumahnya. Diduga kuat, dia memiliki penyakit mental yang menyerang otak dinamakan schizophrenia.
Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto menjelaskan, kejadian berlangsung dinihari tadi sekitar pukul 24.00 WIB, Kamis (25/2/2016) di Asrama Polres Melawi. Dua korban yakni anaknya yang bernama Febian (5) dan Amora (3).
“Pembunuhan terjadi pada saat istrinya sedang tertidur lelap kemudian terbangun saat suaminya mendatangi istrinya dengan membawa parang yang sudah berlumuran darah dengan mengatakan akan membunuh istrinya,” kata Arief saat dikonfirmasi detikcom.
“Diduga tersangka mengalami Schizophrenia,” sambungnya.
Penyakit mental tersebut diduga jadi penyebab kuat karena sebelum kejadian Brigadir Petrus kerap marah-marah dan mengaku kerap mendapat bisikan. Informasi ini disampaikan oleh istri pelaku. Namun polisi masih melakukan pendalaman.
Istri pelaku saat ini diamankan oleh para petugas. Sementara polisi masih melakukan olah TKP dan memeriksa saksi-saksi. Kapolda sedang dalam perjalanan ke Polres Malawi dengan jalan darat sekitar 7 jam perjalanan.
Schizophrenia adalah penyakit otak kronik, berbahaya dan ketidakmampuan otak dalam bekerja dengan baik. Pada pria biasanya terjadi saat remaja akhir atau awal umur 20-an tahun, sedangkan pada wanita terjadi saat umur 20-an tahun sampai awal 30-an tahun.
Seperti dikutip dari schizophrenia.com, Minggu (19/7/2009) orang dengan schizophrenia biasanya mengalami gejala seperti mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, atau percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, mengontrol pikiran mereka, dan bahkan lebih berbahaya daripada itu.

Diduga Mencuri Listrik, Daeng Azis Jadi Tersangka Semenjak 2 Hari Lalu

Jakarta - Pentolan Kalijodo, Abdul Azis atau dipanggil Daeng Azis, kembali ditetapkan sebagai tersangka. Kali ini terkait kasus pencurian listrik. Status tersangka ini sudah disematkan sejak dua hari lalu. Pelapornya tidak lain adalah PLN. 

Azis saat ini masih diperiksa intensif penyidik Kriminal Khusus Polres Metro Jakarta Utara. Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengatakan, penyelidikan dan penyidikan dugaan pencurian listrik yang dilakukan Azis berdasarkan laporan PLN.Daeng Azis duduk menunggu saat mendatangi Komnas HAM, Jakarta, Senin (15/2). Daeng ke Komnas HAM bermaksud mengadukan rencana relokasi red light district Kalijodo oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Liputan6.com/Faizal Fanani)Dari hasil pengecekan, ahli listrik dari PLN menyebutkan ada dugaan pencurian listrik. "Ahli yang kita periksa yang mengatakan itu tidak sah adalah PLN. Bukan kita," kata Daniel di kantornya, Jakarta Utara, Jumat (26/2/2016).

"Pasal yang kami gunakan untuk menangkap beliau adalah Pasal 51 ayat 3 Undang-Undang No 30 Tahun 2009, tentang Ketenagalistrikan. Di situ jelas dikatakan bahwa barang siapa dengan tanpa hak atau melawan hukum menggunakan tenaga listrik," dia menambahkan.

Daeng Azis ditangkap sekitar pukul 12.45 WIB. Dia ditangkap di sebuah kosan di Jalan Antara, Jakarta Pusat. Selain dituding atas pencurian listrik, polisi juga menjerat pentolan Kalijodo ini dengan tuduhan terkait praktik prostitusi.

Pesan Kuasa Hukum Untuk Korban Baru Yang Dilakukan Saipul Jamil

Dewi Perssik merestui bila Saipul Jamil berpacaran dan menikah dengan Chef Aiko.Korban baru Saipul Jamil, AW rencananya akan dijadikan saksi bagi DS oleh penyidik Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kuasa hukum Saipul Jamil, Nazarudin Lubis, tak mempermasalahkan hal tersebut.

"Sudah saya katakan, kalau ada bukti ya silahkan saja. Katanya dia (AW) merasa diperlakukan seperti itu (pencabulan dan kekerasan), kalau dia bisa buktikan ya silahkan," ujar Nazarudin Lubis, ditemui di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (26/2/2016).
Namun kalau AW tak bisa membuktikan, Nazarudin Lubis pun berencana akan melaporkan balik pihak AW. AW akan dilaporkan dengan tuduhan sumpah palsu dan pencemaran nama baik.
"Kalau enggak ada bukti, kita tuntut balik, bisa dikenakan pasal 242 tentang keterangan palsu. Dikenakan ayat 1 sanksinya tujuh tahun penjara, ayat 2 selama sembilan tahun penjara‎," sambung Nazarudin Lubis.
Maka dari itu, Nazarudin Lubis pun memberikan pesan kepada AW dan pihak lain yang mengaku sebagai korban Saipul Jamil, untuk berpikir ulang sebelum melapor. "Jadi jangan sampai jadi bumerang untuk dia. Kalau ada bukti ya silahkan saja melapor," ucapnya. 

Tuesday, February 23, 2016

Detik-detik 'Pertarungan' Kopi maut dan Polisi di Praperadilan

 Jessica tiba di Mapolda Metro Jaya. (Liputan6.com/Audrey Santoso)
Ketua Tim Penasihat Hukum Jessica Kumala Wongso, Yudi Wibowo Sukinto telah mempersiapkan 2 ahli pidana untuk dihadirkan pada sidang praperadilan klien yang juga sepupunya. Yudi membeberkan ahli pidana yang digaetnya adalah mantan hakim agung.
"Tidak ada persiapan. (Pokok gugatan) sudah dituangkan dalam permohonan pra (peradilan) itu. Tinggal kita siapkan ahli pidana 2 orang. Ahli pidana bekas hakim agung," kata Yudi ketika dihubungi, Senin 22 Februari 2016.
Ia enggan menyebutkan nama saksi ahli ketika rasa penasaran mengundang wartawan. Identitas ahli yang diyakininya dapat membebaskan Jessica, terduga pembunuh Mirna, dari jeratan hukum.
"Ya biar heboh. Rahasia namanya," imbuh Yudi.

Sidang gugatan praperadilan Jessica akan dilakukan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Bambang, mengatakan, sidang yang akan menentukan nasib bungsu dari Winardi Wongso dan Imelda Wongso itu akan dimulai pukul 09.00 WIB. Namun jadwal persidangan tersebut tidak bersifat kaku. 
"Kalau pengadilan jam 9 sudah siap," kata Bambang.
Persidangan akan dimulai saat 2 pihak yang saling 'berseteru' menyatakan siap. Antara penggugat Tim Penasihat Hukum tersangka Jessica dengan tergugat penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya yang diwakili Kabid Hukum.
"Tapi tergantung para pihaknya datang jam berapa. Kalau pihaknya belum datang kan enggak bakal dimulai," ujar Bambang.
Pada sidang perdana, dia melanjutkan, materi yang akan dibicarakan di muka meja hijau adalah pembacaan tuntutan dari penggugat. Dia lalu menjelaskan sidang tersebut akan dipimpin Hakim Tunggal I Wayan Nerta.
"Sidang pertama materinya pembacaan tuntutan praperadilan. (Yang memimpin) Hakim tunggal, Pak Wayan," ujar Bambang.
Sementara itu Humas Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta Waluyo menyatakan tak akan menghentikan langkah penyidik dan kejaksaan dalam hal pelimpahan berkas. Bahkan Kejati melindungi berkas perkara kasus tersebut, baik yang berupa berkas formil maupun materil.
"Kemarin Jumat (18 Februari 2016), (berkas Jessica) diterima Kejati DKI. Sekarang ini sedang melakukan perlindungan terhadap berkas Jessica tersebut secara formil maupun materil. Mungkin dalam 7 hari sudah menentukan apakah telah memenuhi unsur (pidana) atau belum. (Berkas) Lengkap atau belum," ucap Waluyo.
Waluyo mengatakan, sidang praperadilan akan berpengaruh pada proses penyidikan jika hasilnya menggugurkan status tersangka Jessica, "Dalam hal penyidikan kita tidak ada pengaruh. Kecuali putusan praperadilan membatalkan. Apakah penentuan tersangka tidak sah itu ada pengaruhnya."

Jenguk Saipul Jamil, Nassar, Ivan Gunawan, Soimah Nangis bersama

Ivan Gunawan, Nassar dan Soimah menyempatkan diri untuk menjenguk Saipul Jamil yang kini ditahan di Polsek Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (23/2/2016). Kesibukan yang padat, membuat ketiganya baru memiliki waktu menjenguk duda Dewi Perssik.
Sayangnya, pertemuan dengan Saipul Jamil hanya berlangsung singkat. Ketiganya tak bisa duduk bersama dengan Saipul Jamil karena terhalang jeruji penjara."Kita cuma lihat kepalanya tok. Nggak lihat lagi yang gimana gimana," ucap Soimah, usai melihat kondisi terkini Saipul Jamil.
Melihat kondisi berbeda Saipul Jamil yang biasanya aktif menghibur di studio televisi dan kini menghuni jeruji besi, seolah jadi pemandangan mengharukan bagi ketiga selebritas tersebut.
Mereka pun kompak menangis melihat kondisi Saipul Jamil yang tak lagi sebebas dulu. "Kita semua nangis bareng, karena kita sudah seperti saudara," timpal Nassar.Diakui ketiganya, meski dekat dan mengenal Saipul Jamil dengan baik, hubungan yang terjalin diantara mereka murni profesionalitas. Sebab, masing-masing merasa tak mau ikut campur soal urusan pribadi.
"Kita kalau kerja bareng nggak selalu ngobrol. Kita lebih banyak kerja, nggak banyak ngobrol," Nassar mengakhiri.Ivan Gunawan, Nassar, dan Soimah (Liputan6.com/Hernowo Anggie)

Friday, February 19, 2016

Pembangunan 6 Ruas Tol Dibatalkan, Ahok Memilih Bangun Jalan Arteri Layang

Pembangunan 6 Ruas Tol Batal, Ahok Pilih Bangun Jalan Arteri Layang
Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok memberi kabar soal rencana pembangunan enam ruas jalan tol. Rencana itu dibatalkan, Ahok memilih membangun jalan arteri layang.

"Ya bilang sekarang DKI sedang tidak mengarah ke tol. Yang kita mau bangun itu jalan arteri layang. Bahkan kita pikirkan 6 ruas tol kita mau ubah jadi arteri layang. Dia kontraktor pengalaman. Jadi kita sudah ada skema. Dia bangun dulu nanti kita beli. Kita cari aja formatnya," jelas Ahok di balai kota DKI Jakarta, Jumat (19/2/2016).

Menurut Ahok, hal itu dilakukan karena pemerintah pusat sekarang lebih menganggarkan uang untuk ke daerah. Jadi Jakarta yang akan lebih berperan soal urusan jalan.

"Kita bisa aja bangun sewa kontraktor kita bayar. Kita cenderung nggak bikin tol lagi. Saya sudah kirim surat sama menteri untuk batal bikin. Lokasinya persis di 6 ruas tol itu. Trasenya yang kita minta, 6 ruas tol sama persis," urai Ahok.

"Ini jalan arteri biasa cuma layang. Belum dapat tanggapan menteri. Cuma waktu rapat dengan presiden dia setuju," tutur dia.

Pada prinsipnya, Kementerian PU juga sudah setuju. Dan Pemprov DKI yang akan menanggung semua.

"Jadi hemat kan, dia nggak perlu keluarin uang, bebasin lahan. Jadi uangnya bisa digunakan untuk bebasin lahan di luar Jakarta. Kan nolong banyak. Kalau Jakarta beli lahan kan mahal," tutup dia. 

Berita Terkini Kasus Saipul Jamil, Korban Inisial ‘DS’ AdalahPenonton Di Academy 3

Saipul Jamil, artis penyanyi Dangdut
 Kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh artis Saipul Jamil terhadap seorang remaja pria berinisial ‘DS’ terus menjadi perhatian publik.
Dikabarkan bahwa pada pukul 04:00 WIB tadi pagi (18/2/2016) telah terjadi penangkapan terhadap penyanyi dangdut Saipul Jamil oleh polisi di Kelapa Gading.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal menyebutkan,”Hari ini pukul 04.00 WIB tadi korban seorang anak laki-laki DS, pelaku yang dilaporkan inisial SJ.”
Menurut Iqbal, korban DS adalah seorang penonton acara dangdut D’Academy 3. Disitulah awal pertama kali terjadi pertemuan. “Pengakuan korban, bahwa korban merupakan penonton D’Academy,” ujar Iqbal.
Dalam dua minggu terakhir menurut pengakuan korban, mereka sudah tiga bertemu dengan tujuan untuk memijat Saipul Jamil.