banner

Saturday, October 6, 2012

'Serbu' KPK untuk Tangkap Kompol Novel, Polri Aneh Bin Ajaib!




Jakarta Kasus penangkapan penyidik KPK Kompol Novel Baswedan oleh polda Bengkulu dinilai memalukan Polri. Sebab Polri mendongkrak kasus itu untuk menutupi aib besar yang apabila terbongkar dapat menjatuhkan kehormatan Polri.

"Cukup memalukan. Ada kemungkinan saat ini sedang ada upaya luar biasa menutupi sebuah aib sangat besar. Sayangnya, cara menutupinya tidaklah cantik. Membongkar aib personal internal kepolisian, justru benar-benar merusak citra Polri sendiri," ujar Mustofa B. Nahrawardaya dari Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) dalam rilisnya, Sabtu (6/10/2012).

Menurut Mustofa, kasus penangkapan Kompol Novel, bisa jadi menutup keberhasilan Polri di bidang terorisme akibat bongkar-bongkar aib semacam ini. Tak menutup kemungkinan, dalam kasus terorisme, akan dibongkar sendiri oleh Polri sendiri suatu saat, karena terdesak kasus besar yang sekarang sedang melilit mereka.

Dugaan unsur kesengajaan membongkar aib sendiri di tubuh Polri ini, lanjut Mustofa, masuk akal. Alasan polisi ingin menangkap Kompol Novel Jumat (5/10) malam, adalah berdasar penyelidikan kasus sejak 2004.

Kejanggalan mulai tampak, karena polisi mengaku baru yakin semalam bahwa saudara Novel-lah sebagai tersangka utamanya.

"Yang lucu, secara detil pun masih simpang siur. Sebagian petinggi Polri menyatakan Novel pada tahun itu dengan sengaja menembak sendiri para korban. Namun sebagian lagi menyebut Novel hanya menyuruh anak buahnya menembak 6 warga 8 tahun silam secara sadis yang menyebabkan 1 orang akhirnya tewas," jelasnya.

Saat itu, Novel sebagai calon tersangka berpangkat Iptu. Jabatannya pun tergolong prestisius, yakni Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) lingkungan Polda Bengkulu. Hingga pangkatnya Komisaris Polisi (Kompol) saat ini, nyaris tak terdengar apapun atas aib dirinya.

"Namun ketika yang bersangkutan oleh KPK dimasukkan dalam tim penyidik kasus simulator SIM, dan akhirnya juga menjadi penyidik 'atasannya', yakni DS, tiba-tiba saja banyak alasan Polri untuk menangkapnya. Aneh bin ajaib!," cetusnya.

Meski begitu, masyarakat pantas bersuka cita karena dengan adanya kasus ini, Polri ternyata telah melakukan upaya pembersihan internal personal mereka. Biarkan saja polisi melakukan tindakan serius membersihkan anggota-anggotanya yang mungkin sebelumnya sukses ditutup dengan rapat-rapatnya, seperti halnya kasus Novel.

Kasus perseteruan KPK-Polri ini, sudah memasuki fase teramat kusut. Dukungan yang sangat besar pada KPK dari masyarakat, tampaknya tidak akan terbendung dengan mudah.

"Masyarakat terlanjur besar berharap KPK menjadi pilar pemberantas korupsi terbaik saat ini. Tak ada yang bisa menandingi, termasuk polisi sendiri," kata Mustofa.

Seperti yang diketahui, sejak pukul 18.00 WIB kemarin, belasan polisi dari Polda Bengkulu mendatangi Gedung KPK. Targetnya cuma satu, menangkap penyidik KPK, Kompol Novel Baswedan untuk dijerat kasus penganiayaan berat di tahun 2004.

Novel akhirnya tidak jadi dibawa polisi. Pimpinan KPK pun tegas-tegas sudah menyatakan pasang badan untuk membantu Novel. Sedang Polri yakin kalau Novel bersalah melakukan dugaan pidana pada 2004 lalu atas kasus penembakan pada tersangka kasus pencurian sarang burung walet.

No comments:

Post a Comment