banner

Tuesday, October 9, 2012

Misbakhun: Saya Lihat Luna Maya Mencuci Piring




JAKARTA--Tak selamanya di penjara itu pahit. Begitu yang dirasakan bagi politisi PKS, Mukhamad Misbakhun.
Ia kemudian mengenang di awal-awal berada di tahanan Bareskrim, Mabes Polri. Banyak tawa, ada juga keceriaan yang ia dapat, meski hatinya berontak. Misbakhun bercerita, di dalam penjara, ia melihat bagaimana Ariel, kini menjadi vokalis Grup musik Noah, akrab dengan Ustadz Abu Bakar Baasyir.
"Dan cuma saya yang melihat Luna Maya mencuci piring saat menjenguk Ariel ketika itu," katanya sambil terkekeh, saat berbincang dengan Tribun, Senin (8/10/2012) malam.
Namun, bukan cerita itu yang ia beberkan. Misbakhun curhat dalam bukunya berjudul, Melawan Takluk! Perlawanan Dari Penjara Century.
"Bagi saya, ruangan 4x4 dengan jeruji besi di satu sisinya dan tembok tebal dengan sisinya bukanlah penjara," tulis Misbakun di halaman pertama bukunya setebal 176 halaman ini.
"Bagi saya, dunia yang luas tanpa ada sekat batas inilah yang akan menjadi penjara, jika saya tak bisa menegakkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan," kata yang juga ditulis Misbakhun di halaman pertama bukanya.
Rencananya, 15 Oktober nanti Misbakhun akan melaunching bukunya. Sederet tokoh akan hadir dalam acara ini, termasuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan ia undang khusus karena ia anggap Jusuf Kalla adalah tokoh yang tahu betul mengenai kasus Century.
Buku Misbakhun ini lengkap ditulis, bagaimana saat pertama kali ia memenuhi panggilan Bareskrim Mabes Polri usai mengikuti rapat dengan Menteri Perdagangan saat itu. Pagi hari, 26 April 2010.
Misbakhun yang masih menjabat sebagai wakil rakyat saat itu, datang bersama pengacaranya. Misbakhun juga masih ingat betul, sekitar 57 pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh penyidik.
"Inti dari pemeriksaan itu, saya dianggap telah melakukan kejahatan perbankan. Tepatnya pemalsuan, letter of credit (LC). Penggunaan LC bodong, istilah melawan perbankan," tulis Misbakhun dalam bukunya seraya menjelaskan pertanyaan yang diajukan kepadanya tak substansial.
Singkat cerita, sekitar pukul 20.00 WIB, Misbakhun mengisahkan dalam bukunya, disodorkan surat penangkapan. Misbakhun menolak keras. Ia melampirkan pula surat penolakan pemeriksaan di hari yang sama dalam bukunya.
Buku Misbakhun, seakan menjadi curhatan hatinya, apa yang pernah ia alami sampai akhirnya ia tak lagi menjadi wakil rakyat karena harus menjalani proses hukum.
Ia rangkum, ia ingat-ingat agar diketahui publik secara luas jika membaca bukunya. Merasa terzolimi, dan menganggap penegakan hukum di negara ini yang masih jauh dari harapan.
"Karena itu saya melawan, tapi tidak dendam," ujarnya yang ditulis di halaman 144.
Terlepas dari kisah hidup yang ia tuangkan dalam bukunya, Misbakhun kini menunggu sikap resmi partainya, PKS, pasca putusan peninjauan kembali (PK) Mahkamah Agung (MA) yang membebaskannya dari segala tuduhan. Putusan itu, juga mengharuskan namanya direhabilitasi.
Ada sepenggal curhat Misbakun yang menarik bila disimak dari awal bila membaca bukunya. "Hebat mas, sampai masuk penjara. Kakap juga nih mas ya?" Saya tertawa mendengarnya, polos sekali mereka," aku Misbakun dalam bukunya berkisah tentang temannya sesama tahanan ketika itu.
Kisah yang dimaksudkan Misbakun adalah saat pertama kali ia berada di dalam penjara. Ia tak sering menonton televisi. Sekedar menonton berita poltik, sepak bola, sekedar melepas jenuh. Berita penahanan dirinya ia berkisah, menjadi tontonan sebagian kawannya di dalam tahanan kala itu.

No comments:

Post a Comment