banner

Monday, September 24, 2012

Pengamat: Mega dan Prabowo Harus Kerja Keras di 2014


 
 
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (kiri) mendamping Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani, dan Taufik Kiemas menuju Tempat Pemungutan Suara pada putaran kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2012 di Kebagusan, Jakarta Selatan, Kamis (20/9/2012). Pilkada DKI Jakarta 2012 putaran kedua diikuti dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yaitu Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama dan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli.
 
JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Komite Pemilih Indonesia Jeirry Sumampow berpendapat bahwa keunggulan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama dalam hitung cepat pemilihan kepala daerah DKI Jakarta merupakan hasil kemenangan figur dan koalisi warga Jakarta. Hasil itu tidak akan berpengaruh signifikan bagi warga untuk memilih Prabowo Subianto atau Megawati Soekarnoputri dalam Pemilihan Presiden 2014.
"Megawati dan Prabowo dalam Pilpres 2014 nanti tetap harus bekerja keras. Kemenangan Jokowi-Ahok di Pemilukada DKI Jakarta lebih karena figur mereka yang memang populer di kalangan pemilih. Mereka menang bukan karena sosok Megawati ataupun Prabowo," kata Jeirry di Maarif Institute Tebet, Jakarta, Senin (24/9/2012).
Jeirry menjelaskan, jika Partai Gerindra dan PDI-P tidak mengusung figur Jokowi dan Basuki atau Ahok, maka hasil Pilkada DKI Jakarta sekarang dapat berkata lain. Dia menyebutkan, Jokowi dan Basuki adalah figur alternatif yang akhirnya dapat bersinar di kancah perpolitikan nasional. Ia berpendapat bahwa warga akan cenderung memilih Jokowi dan Basuki sebagai calon presiden dan wakil presiden daripada Prabowo dan Megawati di Pemilihan Umum 2014.
"Kalau di 2014 nanti Prabowo yang maju (sebagai capres), maka dia harus berusaha lebih keras lagi. Hal itu karena setiap pemilih mempertimbangkan sisi negatif maupun positif dalam diri Prabowo. Itu berlaku juga pada diri Megawati," ujarnya.
Menurut Jeirry, kemenangan Jokowi dan Basuki dalam Pilkada DKI Jakarta sedikit banyak menguntungkan dua partai yang mencalonkan mereka. Hal tersebut dapat menjadi jalan alternatif dalam mengenalkan Prabowo dan Megawati di kalangan warga DKI Jakarta. Namun, Jeirry tidak dapat menjamin kesuksesan jalan alternatif tersebut karena figur Jokowi dan Basuki tetap lebih populer di hati penyumbang suara di pemilihan umum.
"Figur Jokowi bisa saja lebih disukai pemilih di 2014 nanti kalau ada arah politik ke sana. Bukan figur Prabowo atau Mega, tapi Jokowi," katanya.
Sebelumnya, Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) menyampaikan hasil survei prapilkada dan exit poll putaran kedua yang menunjukkan bahwa, jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, sebanyak 19,1 persen responden memilih Prabowo. Adapun 10,1 persen lainnya memilih Megawati sebagai capres.
Nama lain yang ada dalam jajak pendapat itu adalah capres yang diusung Partai Golkar, Aburizal Bakrie, yang mendapat dukungan 7 persen responden. Tokoh nasional lainnya, seperti Hatta Rajasa dan Anas Urbaningrum, hanya meraih dukungan di bawah angka 7 persen.
Yang menarik dari survei itu adalah, dari sejumlah pemilih Jokowi-Basuki, sebanyak 25 persen di antaranya memilih Prabowo dan hanya 13 persen memilih Megawati sebagai presiden pada Pemilu 2014. Sementara itu, dari pemilih Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, sebanyak 13 persen memilih Prabowo dan hanya 8 persen yang memilih Megawati.
Menurut penelitian ini, secara umum pemilih pasangan Jokowi-Basuki lebih berhubungan dengan pemilih Prabowo dibandingkan dengan pemilih Megawati. Pilkada DKI Jakarta dan hasilnya lebih memperkuat Prabowo di tingkat massa pemilih dibandingkan dengan Megawati.
"Ini merupakan fakta baru sebab tidak pernah terjadi dalam survei nasional maupun pilkada di daerah lain, pendukung Prabowo jauh lebih besar dari pemilih Megawati ketika simulasi dilakukan secara terbuka," kata CEO SMRC Grace Natalie saat mempresentasikan hasil survei SMRC di Morrissey Serviced Apartment Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (23/92012).

No comments:

Post a Comment